Dalam Konsiliasi Vatikan Kedua - yang sekarang ini terkenal - kata-kata Ekaristi adalah "sumber dan puncak seluruh kehidupan Gereja." (Konstitusi Dogmatis tentang Gereja, No.11)
"Ekaristi adalah pusat dan puncak kehidupan Gereja. Lewat Ekaristi, Kristus mengikutsertakan Gereja-Nya dan semua anggota-Nya di dalam kurban pujiandan syukur yang Ia persembahkan di salib kepada Bapa-Nya satu kali untuk selama-lamanya. Melalui kurban ini Ia mengalirkan rahmat keselamatan kepada tubuh-Nya, yaitu Gereja." (Katekismus Gereja Katolik, No.1407).
Kekayaan isi Sakramen ini tampak dalam aneka ragam nama, yang masing-masing ingin menunjuk pada aspek tertentu. Orang menamakannya:
- "Ekaristi" - yang berarti "ucapan syukur";
- "Perjamuan Tuhan" - karena mengulangi kembali perjamuan-Nya yang terakhir bersama murid-murid-Nya;
- "Pemecahan roti" - di mana Kristus membagikan diri-Nya secara paling mendalam bersama dengan murid-murid-Nya;
- "Himpunan Kaum Beriman" - yang merayakan Ekaristi;
- "Kenangan" - akan Sengsara, Wafat dan Kebangkitan Tuhan;
- "Kurban Kudus", Misa Kudus", "Liturgi Kudus dan Ilahi";
- "Sakramen yang Mahakudus", "Komuni";
- "Roti para Malaikat", "Roti Surgawi";
- "Obat Kebakaan";
- "Bekal Perjalanan."
Masing-masing nama tadi menyoroti suatu segi tertentu dari Sakramen ini.
Pada dasarnya, Sakramen ini adalah Tubuh dan darah Yesus, jaminan kasih Yesus, kehadiran-Nya di antara kita, dan kepastian bahwa Dia akan kembali dalam kemuliaan.
Murid-murid yang pertama mengetahui karunia ini dan sesuai dengan perintah Yesus "Lakukanlah ini sebagai kenangan akan Daku" (Luk 22:19), mereka tetap setia dengan "memecahkan roti".Walau pun perayaan "Liturgi Ekaristi" telah mengalami banyak perubahan selama berabad-abad, unsur-unsur hakikinya masih tetap sama, yaitu mengikuti suatu struktur fundamental yang digambarkan secara rinci oleh St Yustinus Martir pada abad kedua Masehi. Sepanjang sejarahnya, dapat dibedakan dengan jelas masing-masing unsur:
- Pertemuan,
- Liturgi Sabda,
- Persiapan Altar,
- Persembahan,
- Doa Syukur Agung,
- Komuni, dan
- Ucapan Syukur.
"Katekismus" menjelaskan demikian: "Kita memenuhi perintah Tuhan ini kalau kita merayakan 'kenangan akan kurban-Nya'. Dengan itu kita 'mempersembahkan kepada Bapa', apa yang Ia sendiri telah berikan; anugerah ciptaan-Nya. roti dan anggur, yang oleh perkataan Kristus dan oleh kekuatan Roh Kudus menjadi tubuh dan darah Kristus. Dengan demikian, Kristus 'hadir' atas cara yang penuh rahasia dan nyata." (No.1357).
Kehadiran Kristus sekaligus merupakan suatu kenangan suatu kurban, suatu perjamuan. Kenangan akan sengsara-Nya, Wafat dan Kebangkitan-Nya. Suatu kurban yang menyebabkan Wafat Kristus di salib hadir kembali dan memberikan kepada umat pada saat ini kesempatan untuk mempersatukan diri mereka dengan kurban tadi. Akhirnya, suatu perjamuan di mana kita diberi makan dengan Tubuh dan Darah Kristus.
Bagaimanakah Kristus hadir dalam Ekaristi?
Konsili Trente telah menjelaskan dengan baik mengenai kehadiran dan proses dengan mana Kristus menjadi hadir.Sehubungan dengan 'kehadiran' tersebut, dikatakan oleh Konsili Trente bahwa dalam Sakramen Ekaristi tercakuplah "dengan sesungguhnya secara real dan substansial tubuh dan darah bersama jiwa dan ke-Allahan Tuhan kita Yesus Kristus dan dengan demikian seluruh Kristus." (Konsili Trente, No. 1551 (DS,1651) ND, 1526).
Mengenai prosesnya, demikian dinyatakan oleh Konsili: "Karena Kristus Penebus kita mengatakan bahwa apa yang Ia persembahkan dalam rupa roti adalah benar-benar tubuh-Nya, maka di dalam Gereja Allah selalu dipegang teguh keyakinan ini, dan konsili suci ini menjelaskannya kembali oleh 'konsekrasi' roti dan anggur terjadilah perubahan seluruh substansi roti ke dalam tubuh Kristus, dan seluruh substansi anggur kedalam subtansi darah-Nya.Perubahan ini oleh Gereja Katolik dinamakan secara tepat dan dalam arti yang sesungguhnya perubahan hakiki (transsubtansiasi)." (Konsili Trente, No. 1551 (DS.1642) ND. 1519).
Sejalan dengan kepercayaan kita terhadap kehadiran ini, maka kita pertama-tama berusaha untuk memperlihatkan sikap hormat dan penghargaan kita bila berada di dalam gereja-gereja kita, karena Ekaristi di simpan di sana, yang berarti Kristus hadir di sana dengan yang unik, tapi nyata.
Bagaimana persiapan kita untuk menerima Ekaristi?
Di samping itu, bila kita mendekat untuk diberi santapan dengan roti Ekaristi, kita menyiapkan diri sebaik-baiknya.
- Kita berpuasa. Kita menggunakan sikap khusus dan tingkah laku khusus untuk menyiapkan tubuh kita.
- Kita berdoa. Kita mohon pengampunan doa-dosa kita .
- Kita mengampuni orang lain. Kita menyatakan diri kita 'berdamai' dengan saudara-saudara kita, semuanya untuk menyiapkan diri kita.
- Sangat dianjurkan bagi orang-orang Katolik untuk menerima Ekaristi setiap kali mereka menghadiri upacara liturgi.
- Partisipasi sepenuhnya dalam liturgi berarti diberi santapan Tubuh dan Darah Kristus.
Meskipun kita terikat kewajiban untuk mengikuti liturgi setiap hari Minggu dan Hari Besar, namun berdasarkan hukum kita hanya diwajibkan menerima Ekaristi setahun sekali, jika mungkin dalam masa Paskah.
Akibat dari menerima Ekaristi:
Akibat yang mendasar dari penerimaan Ekaristi, adalah suatu persatuan yang erat dengan Yesus. Sebagai makanan rohani, sakramen ini memelihara, menumbuhkan, dan memperbarui hidup yang telah kita miliki berkat Baptis.Seperti yang telah dengan jelas Yesus katakan: " Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barang siapa yang memakan Aku akan hidup oleh Aku." (Yoh 6:57).
Ekaristi mempunyai banyak akibat lainnya, seperti:
- memberikan pengampunan dosa kecil,
- memperkokoh kita untuk menghindari dosa-dosa lebih lanjut,
- memberikan dorongan pada kita untuk melakukan perbuatan-perbuatan kasih dan keutamaan, lebih-lebih kepada orang miskin, dan
- membangun kita dengan lebih pasti untuk menjadi anggota Gereja yang baik dan mempersatukan kita lebih erat satu dengan yang lain.
Karena Ekaristi adalah tanda persatuan yang telah ada, maka tidak kita bagikan dengan mereka yang telah memisahkan diri dengan kita dalam kepercayaan sakramental atau praktik pentahbisan.
Dalam hal-hal tertentu kita boleh merayakan Ekaristi bersama dengan Gereja-gereja Timur yang belum dalam persatuan penuh, tetapi tetap mempertahankan Sakramen Ekaristi dan Sakramen Imamat (baca artikel mengenai “karunia ganda”).
Namun, kita tidak merayakan saling menerimakan komuni (tidak mungkin ada 'interkomuni') bersama Persekutuan-persekutuan Gereja Barat yang muncul dari Reformasi, yang terpisah dari Gereja Katolik.
Sambil menyesali ketidakmampuan kita untuk menjadi tanda bagi suatu persatuan yang belum terwujud, kita siap mengakui bahwa jemaat-jemaat memberikan kesaksian mengenai hidup dalam persatuan dengan Kristus dan bahwa mereka menantikan kembali-Nya yang penuh kemuliaan kalau mereka mengenangkan Wafat-Nya dan Kebangkitan-Nya dalam Malam Perjamuan Tuhan.
Hasil-hasil Ekaristi juga memperlihatkan bahwa Ekaristi merupakan 'sumber hidup Kristiani.' Ekaristi juga merupakan 'puncak hidup Kristiani.' Tidak ada satu pun tanda pengharapan akan kedatangan Kristus yang penuh kemuliaan selain 'Ekaristi."
Maka St Thomas Aquinas menyebut Ekaristi sebagai jaminan kemuliaan di masa mendatang. Thomas Aquinas menggunakan kata "jaminan" dalam arti janji mengenang masa depan yang "angsurannya" diberikan pada masa sekarang ini.
Setiap kali kita menerima Ekaristi, kita memperkokoh hidup kita dalam Kristus serta meneguhkan keyakinan kita dalam Kristus serta meneguhkan keyakinan kita bahwa kita akan mencapai puncak hidup Kristen, yakni persatuan dengan-Nya untuk selama-lamanya di surga.
No comments:
Post a Comment