Saturday, July 5, 2008

Sakramen Ekaristi

Perhatian kita fokuskan pada sakramen terakhir dalam inisiasi, yaitu "Ekaristi".

Dalam Konsiliasi Vatikan Kedua - yang sekarang ini terkenal - kata-kata Ekaristi adalah "sumber dan puncak seluruh kehidupan Gereja." (Konstitusi Dogmatis tentang Gereja, No.11)

"Ekaristi adalah pusat dan puncak kehidupan Gereja. Lewat Ekaristi, Kristus mengikutsertakan Gereja-Nya dan semua anggota-Nya di dalam kurban pujiandan syukur yang Ia persembahkan di salib kepada Bapa-Nya satu kali untuk selama-lamanya. Melalui kurban ini Ia mengalirkan rahmat keselamatan kepada tubuh-Nya, yaitu Gereja." (Katekismus Gereja Katolik, No.1407).

Kekayaan isi Sakramen ini tampak dalam aneka ragam nama, yang masing-masing ingin menunjuk pada aspek tertentu. Orang menamakannya:
  • "Ekaristi" - yang berarti "ucapan syukur";
  • "Perjamuan Tuhan" - karena mengulangi kembali perjamuan-Nya yang terakhir bersama murid-murid-Nya;
  • "Pemecahan roti" - di mana Kristus membagikan diri-Nya secara paling mendalam bersama dengan murid-murid-Nya;
  • "Himpunan Kaum Beriman" - yang merayakan Ekaristi;
  • "Kenangan" - akan Sengsara, Wafat dan Kebangkitan Tuhan;
  • "Kurban Kudus", Misa Kudus", "Liturgi Kudus dan Ilahi";
  • "Sakramen yang Mahakudus", "Komuni";
  • "Roti para Malaikat", "Roti Surgawi";
  • "Obat Kebakaan";
  • "Bekal Perjalanan."

Masing-masing nama tadi menyoroti suatu segi tertentu dari Sakramen ini.

Pada dasarnya, Sakramen ini adalah Tubuh dan darah Yesus, jaminan kasih Yesus, kehadiran-Nya di antara kita, dan kepastian bahwa Dia akan kembali dalam kemuliaan.

Murid-murid yang pertama mengetahui karunia ini dan sesuai dengan perintah Yesus "Lakukanlah ini sebagai kenangan akan Daku" (Luk 22:19), mereka tetap setia dengan "memecahkan roti".Walau pun perayaan "Liturgi Ekaristi" telah mengalami banyak perubahan selama berabad-abad, unsur-unsur hakikinya masih tetap sama, yaitu mengikuti suatu struktur fundamental yang digambarkan secara rinci oleh St Yustinus Martir pada abad kedua Masehi. Sepanjang sejarahnya, dapat dibedakan dengan jelas masing-masing unsur:

  • Pertemuan,
  • Liturgi Sabda,
  • Persiapan Altar,
  • Persembahan,
  • Doa Syukur Agung,
  • Komuni, dan
  • Ucapan Syukur.

"Katekismus" menjelaskan demikian: "Kita memenuhi perintah Tuhan ini kalau kita merayakan 'kenangan akan kurban-Nya'. Dengan itu kita 'mempersembahkan kepada Bapa', apa yang Ia sendiri telah berikan; anugerah ciptaan-Nya. roti dan anggur, yang oleh perkataan Kristus dan oleh kekuatan Roh Kudus menjadi tubuh dan darah Kristus. Dengan demikian, Kristus 'hadir' atas cara yang penuh rahasia dan nyata." (No.1357).

Kehadiran Kristus sekaligus merupakan suatu kenangan suatu kurban, suatu perjamuan. Kenangan akan sengsara-Nya, Wafat dan Kebangkitan-Nya. Suatu kurban yang menyebabkan Wafat Kristus di salib hadir kembali dan memberikan kepada umat pada saat ini kesempatan untuk mempersatukan diri mereka dengan kurban tadi. Akhirnya, suatu perjamuan di mana kita diberi makan dengan Tubuh dan Darah Kristus.

Bagaimanakah Kristus hadir dalam Ekaristi?

Konsili Trente telah menjelaskan dengan baik mengenai kehadiran dan proses dengan mana Kristus menjadi hadir.Sehubungan dengan 'kehadiran' tersebut, dikatakan oleh Konsili Trente bahwa dalam Sakramen Ekaristi tercakuplah "dengan sesungguhnya secara real dan substansial tubuh dan darah bersama jiwa dan ke-Allahan Tuhan kita Yesus Kristus dan dengan demikian seluruh Kristus." (Konsili Trente, No. 1551 (DS,1651) ND, 1526).

Mengenai prosesnya, demikian dinyatakan oleh Konsili: "Karena Kristus Penebus kita mengatakan bahwa apa yang Ia persembahkan dalam rupa roti adalah benar-benar tubuh-Nya, maka di dalam Gereja Allah selalu dipegang teguh keyakinan ini, dan konsili suci ini menjelaskannya kembali oleh 'konsekrasi' roti dan anggur terjadilah perubahan seluruh substansi roti ke dalam tubuh Kristus, dan seluruh substansi anggur kedalam subtansi darah-Nya.Perubahan ini oleh Gereja Katolik dinamakan secara tepat dan dalam arti yang sesungguhnya perubahan hakiki (transsubtansiasi)." (Konsili Trente, No. 1551 (DS.1642) ND. 1519).

Sejalan dengan kepercayaan kita terhadap kehadiran ini, maka kita pertama-tama berusaha untuk memperlihatkan sikap hormat dan penghargaan kita bila berada di dalam gereja-gereja kita, karena Ekaristi di simpan di sana, yang berarti Kristus hadir di sana dengan yang unik, tapi nyata.

Bagaimana persiapan kita untuk menerima Ekaristi?

Di samping itu, bila kita mendekat untuk diberi santapan dengan roti Ekaristi, kita menyiapkan diri sebaik-baiknya.

  • Kita berpuasa. Kita menggunakan sikap khusus dan tingkah laku khusus untuk menyiapkan tubuh kita.
  • Kita berdoa. Kita mohon pengampunan doa-dosa kita .
  • Kita mengampuni orang lain. Kita menyatakan diri kita 'berdamai' dengan saudara-saudara kita, semuanya untuk menyiapkan diri kita.
  • Sangat dianjurkan bagi orang-orang Katolik untuk menerima Ekaristi setiap kali mereka menghadiri upacara liturgi.
  • Partisipasi sepenuhnya dalam liturgi berarti diberi santapan Tubuh dan Darah Kristus.

Meskipun kita terikat kewajiban untuk mengikuti liturgi setiap hari Minggu dan Hari Besar, namun berdasarkan hukum kita hanya diwajibkan menerima Ekaristi setahun sekali, jika mungkin dalam masa Paskah.

Akibat dari menerima Ekaristi:

Akibat yang mendasar dari penerimaan Ekaristi, adalah suatu persatuan yang erat dengan Yesus. Sebagai makanan rohani, sakramen ini memelihara, menumbuhkan, dan memperbarui hidup yang telah kita miliki berkat Baptis.Seperti yang telah dengan jelas Yesus katakan: " Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barang siapa yang memakan Aku akan hidup oleh Aku." (Yoh 6:57).

Ekaristi mempunyai banyak akibat lainnya, seperti:

  • memberikan pengampunan dosa kecil,
  • memperkokoh kita untuk menghindari dosa-dosa lebih lanjut,
  • memberikan dorongan pada kita untuk melakukan perbuatan-perbuatan kasih dan keutamaan, lebih-lebih kepada orang miskin, dan
  • membangun kita dengan lebih pasti untuk menjadi anggota Gereja yang baik dan mempersatukan kita lebih erat satu dengan yang lain.

Karena Ekaristi adalah tanda persatuan yang telah ada, maka tidak kita bagikan dengan mereka yang telah memisahkan diri dengan kita dalam kepercayaan sakramental atau praktik pentahbisan.

Dalam hal-hal tertentu kita boleh merayakan Ekaristi bersama dengan Gereja-gereja Timur yang belum dalam persatuan penuh, tetapi tetap mempertahankan Sakramen Ekaristi dan Sakramen Imamat (baca artikel mengenai “karunia ganda”).

Namun, kita tidak merayakan saling menerimakan komuni (tidak mungkin ada 'interkomuni') bersama Persekutuan-persekutuan Gereja Barat yang muncul dari Reformasi, yang terpisah dari Gereja Katolik.

Sambil menyesali ketidakmampuan kita untuk menjadi tanda bagi suatu persatuan yang belum terwujud, kita siap mengakui bahwa jemaat-jemaat memberikan kesaksian mengenai hidup dalam persatuan dengan Kristus dan bahwa mereka menantikan kembali-Nya yang penuh kemuliaan kalau mereka mengenangkan Wafat-Nya dan Kebangkitan-Nya dalam Malam Perjamuan Tuhan.

Hasil-hasil Ekaristi juga memperlihatkan bahwa Ekaristi merupakan 'sumber hidup Kristiani.' Ekaristi juga merupakan 'puncak hidup Kristiani.' Tidak ada satu pun tanda pengharapan akan kedatangan Kristus yang penuh kemuliaan selain 'Ekaristi."

Maka St Thomas Aquinas menyebut Ekaristi sebagai jaminan kemuliaan di masa mendatang. Thomas Aquinas menggunakan kata "jaminan" dalam arti janji mengenang masa depan yang "angsurannya" diberikan pada masa sekarang ini.

Setiap kali kita menerima Ekaristi, kita memperkokoh hidup kita dalam Kristus serta meneguhkan keyakinan kita dalam Kristus serta meneguhkan keyakinan kita bahwa kita akan mencapai puncak hidup Kristen, yakni persatuan dengan-Nya untuk selama-lamanya di surga.

Sakramen Penguatan

Linkage from previous session (Sakramen Baptis)
Buah2 pembatisan:

  1. Lahir kembali,
  2. Menghapuskan dosa asal ,
  3. Menjadi bagian dari Gereja –yg adalah Tubuh Kristus,
  4. Mati bersama Kristus dan lahir kembali.

S. Baptis adalah bagian dari Sakramen inisiasi:
Apa itu s.inisiasi? inisiasi = “initial” – artinya, mengawali atau meletakkan dasar kehidupan Kristen
S. inisiasi terdiri dari 3:

  1. Sakramen Baptis – melahirkan
  2. Sakramen Penguatan - meneguhkan,
  3. Sakramen Ekaristi – memberi roti kehidupan abadi

I. Sakramen Penguatan – Secara garis besar
Hubungannya dengan S. inisiasi yg lain:

  • melengkapi sakramen pembaptisan. Tanpa penguatan, pembaptisan tetap SAH, hanya saja BELUM SEMPURNA
  • Definisi S.Penguatan menurut tradisi Gereja (dikutip dari Katekismus):
    Berkat Sakramen Penguatan,mereka yang telah dibaptis terikat pada Gereja secara lebih sempurna, dan diperkaya dengan daya kekuatan Roh Kudus yang istimewa; dengan demikian mereka semakin diwajibkan untuk menyebarluaskan dan membela iman
    sebagai saksi Kristus yang sejati,” Konsili Vatikan II
  • Note ttg “tradisi Gereja”:
    yg dimaksud dengan tradisi Gereja adalah ajaran2 yang diwarisi secara turun temurun dari para rasul, melalui bapa2 Gereja, yang melengkapi Kitab Suci.
  • Kita dapat menemukan ajaran dan tradisi2 Gereja di dalam buku Katekismus.

Arti kata: “Kristen” = “terurapi” ; Sakramen Penguatan -> Pengurapan.

Tujuan Penguatan:

  • menyempurnakan rahmat pembaptisan,: kita semakin terikat pada Gereja secara lebih sempurna
  • memperkaya kita dengan daya kekuatan Roh Kudus.
    Konsekuensinya: Kita wajib menyebarluaskan dan membela iman sebagai saksi Kristus!

Pembaptisan -> menandakan seseorang lahir di dalam Kristus;
Penguatan -> menandakan seseorang memiliki iman yang dewasa. “dewasa” artinya seseorang memiliki tanggung jawab yang lebih besar yaitu menjadi saksi Kristus.

Landasan Sakramen Penguatan ditemukan dalam Kisah Para Rasul – “Penguatan” yg pertama oleh para rasul: Sejak hari pentakosta, sebagai pemenuhan pesan Yesus, para rasul mengulurkan tangan kepada org2 yg dibaptis dlm nama Yesus. Penguluran tangan inilah yang diteruskan dlm tradisi Gereja Katolik did lm S. Penguatan, yg menyatakan rahmat pentakosta di dalam Gereja

Ketika Petrus dan Yohanes tiba, mereka berdoa untuk orang-orang Samaria itu supaya mereka mendapat Roh Allah, sebab Roh Allah belum datang menguasai seorang pun dari mereka; mereka baru dibaptis atas nama Tuhan Yesus saja. Lalu Petrus dan Yohanes meletakkan tangan mereka ke atas orang-orang Samaria itu; maka mereka menerima Roh Allah.(Kis 8:15-17)

Part A: Makna Spiritual S. Penguatan (Supaya kita mengerti apa yg dimaksud dgn “keukatan Roh Kudus” yg diterimakan dlm S. Penguatan, kita perlu melihat siapakah Roh Kudus, dan apa perannya dlm hidup kita?)

II. Siapakah Roh Kudus dalam rencana keselamatan Allah? – with Bible references

1. Dalam hidup YEsus:

  • Yesus dikandung oleh Roh Kudus, Seluruh hidup Yesus dan misinya di dunia dilaksanakan dalam persatuan dengan Roh Kudus (Yoh 3:34)
  • Roh Kudus turun atas Yesus ketika ia dibaptis

2. Dalam maklumat nabi: para nabi menubuatkan bahwa Mesiah yang akan datang diurapi oleh Roh Kudus. REF: Yes 61:1, (Yes 11:2), Luk 4: 16 -22

3. Pemenuhan Roh Kudus tidak hanya terpenuhi dalam hidup Mesias (Yesus), tapi juga dalam hidup umat mesiasnis Allah – umat Israel.
Contoh dapat dilihat dalam perjanjian lama, REF: Yeh 36:25-27, Yl 3:1-2

4. Tuhan menjanjikan Roh-nya akan diberikan diam di dalam batin orang-orang Israel utk membuat mereka hidup menurut ketetapan-Ku dan tetap berpegang dalam peraturan-peraturanKu, REF: Yeh36:25

5. Dalam hidup kita –berdasarkan janji pentakosta Yesus utk mengaruniakan Roh Kudus kepada kita, REF: Luk12:12, Yoh 3:5-8, Yoh 7:37-39, Yoh 16:7-15, Kis 1:8; Kis 2:1-4

“You will receive power when the HOLY SPIRIT has come upon you; and you will be my WITNESSES” (Kis 1:8)

!!! THE WYD THEME !!!

Sejak hari pentakosta, sebagai pemenuhan pesan Yesus, para rasul mengulurkan tangan kepada org2 yg dibaptis dlm nama Yesus., utk mendoakan agar Roh Kudus turun atas mereka, REF: Kis2:38; Kis 19:5-6

III. Apa efeknya utk hidup seseorang yang menerima Roh Kudus?

Seperti Roh Kudus memenuhi Yesus sebagai tanda bahwa ia adalah Anak Allah:
Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air di sungai itu. Tiba-tiba langit terbuka dan Yesus melihat Roh Allah turun seperti burung merpati ke atas-Nya. Kemudian terdengar suara Allah mengatakan, ''Inilah Anak-Ku yang Kukasihi. Ia menyenangkan hati-Ku.'' (Mat 3:16-17)

Roh yang sama menandai kita bahwa kita adalah Anak Allah:
Allah sendirilah yang membuat kami dan Saudara teguh bersatu dengan Kristus; Ialah juga yang memilih kita khusus untuk diri-Nya. Untuk itu Allah sudah mensahkan kita menjadi milik-Nya dan memberikan Roh-Nya di dalam hati kita sebagai jaminan bahwa Ia akan memberikan kepada kita semua yang dijanjikan-Nya.(2 Kor 1:21-22)

  1. Sebagai orang Kristen, Roh Kudus yang kita terima memeteraikan hati kita bahwa kita adalah milik Allah
  2. Mewajibkan kita mengambil bagian dalam tugas perutusannya utk selamanya
  3. Menapatkan jaminan dari semua yang dijanjikan-Nya: perlindungan ilahi, REF: Why 7:2-3

IV. Buah-buah Penguatan

  1. Menambah karunia Roh Kudus seperti yg diterima oleh para rasul pada hari pentakosta.
  2. Mempererat persatuan kita dengan Kristus, sehingga kita bisa memanggil Tuhan “Abba, Bapa”. Baca: Roma 8: 12-15 – menjadi anak Allah artinya melakukan kehendak-Nya, dan Roh Kuduslah yang memampukan kita utk melakukan hal2 yg sesuai dengan kehendak Allah.
  3. Memperat ikatan kita dengan Gereja
  4. Melengkapi anugerah Roh Kudus dalam diri kita, yg memampukan kita utk mnejadi saksi Kristus dalam perkataan maupun perbuatan sehari hari, REF: Luk 24:48-49
  5. Menjadikan kita berani utk mengakui nama Kristus dan tidak malu atas salib – penderitaan Kristus


Part B: Makna tanda lahiriah yang digunakan dlm S. Penguatan

V. Tanda lahiriah dalam sakramen Penguatan : pengurapan dengan minyak krisma

Tanda lahiriah dalam setiap Sakramen. Mengapa diperlukan?

  1. Tanda lahiriah digunakan utk menyampaikan pesan spiritual.
  2. Sebagai manusia, kita memerlukan medium / bahasa tubuh utk berkomunikasi dengan manusia lainnya, demikian pula utk medium2 lahiriah digunakan oleh Gereja utk membantu manusia berkomunikasi dengan Tuhan
  3. 2 unsur lahiriah: i) Pengurapan dengan minyak. – meneruskan tradisi penguluran tangan oleh para Rasul yg menandakan “mengurapi dengan Roh Kudus”.
    ii) minyak krisma;
    “krisma” = harum – agar seluruh kehidupan kita mengalirkan keharuman Kistus, REF :2 Kor 2:15
    Jadi, arti spiritual dari “diurapi dengan minyak krisma”:
    Mengambil kepenuhan menjadi saksi Kristus dan kepenuhan dalam Roh Kudus yang memenuhi Yesus, sehingga hidup kita mengalirkan keharuman Kristus.
  4. Minyak memiliki banyak arti menurut Kitab suci (arti alkitabiah) :
    i) Tanda suka cita, REF: Raja Daud (Mzm 23:5);
    ii) Menyembuhkan luka, REF: Luk 10:34 ;
    iii) Membersihkan dan menguatkan , REF: Yes 1:6;
    iv) Menguduskan (ini adalah arti minyak yg dipakai dalam S. Penguatan), REF: Ul 11:14, Mzm 23-5; 104:15 Yes 1:6; Luk 10:34
  5. Note: fungsi minyak yg lainnya dalam Gereja:
    Minyak baptis dalam pembaptisan ; Minyak pengurapan orang sakit.
  6. S. Pengurapan merupakan materai anugerah Roh Kudus – seperti materai pembaptisan, diterimakan 1x utk seumur hidup


VI. Siapa yang dapat menerima Penguatan, kapan diterimakan, oleh siapa
Syarat utama: sudah dibaptis dan bertobat – menunjukkan hubungannya yg erat dengan Sakramen lain: pembaptisan, dan sakramen tobat
''Bertobatlah dari dosa-dosamu. Dan hendaklah kalian masing-masing dibaptiskan atas nama Yesus Kristus, supaya dosa-dosamu diampuni. Maka Saudara-saudara akan menerima hadiah Roh Allah dari Allah.” (Kis 2:38)

Pertobatan penting, karena utk bisa menerima Roh kudus, seseorang harus bersih dari dosa.

Syarat berikutnya: mengakui iman & memiliki iman yang dewasa – karena konsekuensi yg harus diterima: Siap menanggung tugs sebagai murid dan saksi Kristus dlm persekutuan Gereja dan dlm dunia

Syarat yg tidak kalah pentingnya: doa pribadi, utk menyiapkan batin seseorang agar dapat menerima kekuatan Roh Kudus dan Roh kudus dapat bekerja dlm hidupnya

Pemberi Penguatan: Uskup, atau Imam dengan kondisi tertentu

  • Ketika imam yang memberikan penguatan, syaratnya: minyak krisma yg digunakan sudah terlebih dahulu diberkati oleh Uskup pd hari Kamis Putih
  • Mengapa uskup? Karena uskup adalah penerus para rasul, mereka adalah Bapak2 Gereja, dan S. Penguatan ini bertujuan utk mempererat persatuan kita dengan Gereja.
  • Note: perbedaan antara Uskup dengan imam: Uskup menerima Sakramen Imamat secara penuh, sementara imam tidak.
  • Ketika seseorang berada dalam bahaya maut, setiap imam boleh memberikan Penguatan. Gereja menghendaki tidak seorangpun dari anak-anaknya meninggalkan dunia ini tanpa disempurnakan oleh Roh Kudus
  • Di Melbourne, Uskup memberikan wewenang kepada para imam utk boleh memberikan Penguatan

VII. Perayaan Sakramen Penguatan:

  1. Pembaharuan janji Baptis – menyatakan hubungannya dengan Sakramen pembaptisan.
  2. Pengakuan iman – menyatakan bahwa penerima Sakramen penguatan menyadari betul iman yang dipercayainya – menandakan kedewasaan iman.
  3. Penguluran tangan oleh Uskup , dan doa memohon curahan Roh Kudus:
    Allah yang Maha kuasa, Bapa Tuhan kami Yesus Kristus,
    Engkau telah melahirkan kembali hamba-Mu ini dari air dan Roh Kudus,
    dan membebaskan mereka dari dosa.
    Sudilah kiranya mencurahkan Roh Kudus penghibur kepada mereka.
    Semoga mereka Kauanugerahkan roh kebijaksanaan dan pengertian, roh penasihat dan kekuatan, roh pengetahuan dan ibadat;
    dan semoga mereka Kaupenuhi dengan roh takwa kepada-Mu, Demi Krisus, Pengantara Kami.
  4. Diakhiri dengan salam damai yang menandai dan memberi kesaksian akan persekutuan penerima sakramen Penguatan dengan Uskup dan semua org beriman

Sakramen Permandian

I. Arti air

Setiap sakramen selalu menggunakan tanda lahir yang sesuai dengan makna sakramen itu.
Untuk Sakramen Baptis tanda lahirnya ialah: air.
Misalnya,tanda lahiriah yang diganakan dalam sakramen lain:
- dalam Sakramen Ekarist: roti & anggur.
- Dalam Sakramen Krisman: minyak.

Kita mencoba melihat dulu makna air:
a. Kadang-kadang air membawa kematian.
- Misalnya bencana banjir, tenggelam di laut..
- Kej 6:9-9;29 : Pada jaman Nuh, Tuhan mendatangkan air bah dan memusnahkan segala yang hidup sebagai hukuman atas dosa mereka.
- Kel 14: 15-31 : Ketika orang Israel menyeberangi laut Merah dibawah pimpinan Musa, air laut surut untuk memberi jalan kepada mereka, lalu kembali lagi dan menenggelamkan tentara Mesir yang mengejar mereka.

b. Air juga memberikan kehidupan.
- Seperti hujan turun untuk membasahi bumi, Memberi kesegaran bagi yang haus. - Air laut Merah memusnahkan tentara Mesir namun menyelamatkan umat Israel .
- Kel 7:1-7 : Ketika umat Israel kehausan di padang gurun, Musa memukul tongkatnya pada gunung batu di Horeb , dan keluarlah air minum

c. Air juga merupakan bahan pembersih.
- Yeh 16: 4-9: Bangsa Israel diumpamakan sebagai anak pungut. Setelah Tuhan menemukannya, lalu Tuhan membasuhnya dengan air sampai bersih, lalu diasuh-Nya.
- Yes 1:16: Tuhan berfirman: “Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku

II. Arti pembaptisan:

Membaptis” (bahasa Yunani “baptizein”) berarti mencelupkan ke dalam air.

Pembaptisan Yohanes.
Sebelum Yesus, Yohanes Pembaptis telah membaptis orang. Pembaptisan Yohanes merupakan tanda bahwa orang yang dicelupkan ke dalam air itu ingin dibersihkan dari dosanya, menguburkan kehidupan yang lama, bertobat dan mulai hidup baru.

Pembaptisan Yesus:
- Yesus telah menerima pembaptisan Yohanes. Dengan demikian Ia memenuhi kehendak Bapa serta menempatkan diri di antara orang-orang bersdosa yang mau ditebus. Tetapi bagi Yesus pembaptisan Yohanes itu baru mempersiapkan suatu pembaptisan yang lain yang harus diterima.

- Yang dimaksudkan dengan pembaptisan lain ialah : kematian-Nya. “ Kata-Nya, Aku harus menerima baptisan, dan betapakah susahnya hati-Ku, sebelum hal itu berlangsung “ ( Luk 12:50 ).

- Para murid-Nya harus menerima pembaptisan yang sama (pembaptisan Yesus). “ Dapatkah kamu….dibaptis dengan pembaptisan yang harus Kuterima “ ( Mark 10:38 ). Arti pembaptisan Yesus itu diterangkan oleh Santo Paulus demikian: “ Tidak tahukah kamu , bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis di dalam kematian-Nya ? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru “ ( Rom 6:3-4 ).

III. Akibat pembaptisan:

Yesus menghendaki agar pembaptisan tetap diterimakan dalam Gereja-Nya sebagai tanda lahir bahwa orang menggabungkan diri dengan Kristus dan sekaligus dengan umat Allah.

Maka para rasul diberi perintah oleh Yesus sebelum Ia naik ke surga: “Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus, dan ajarilah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu” ( Mat 28: 19-20 )..

Penggabungan kita dengan Kristus membawa beberapa akibat:
- Dosa dihapuskan dan kita dilepaskan dari keadaan berdosa yang disebut dosa asal, sehingga menjadi mampu untuk mengatasinya bersama Kristus.

- Kita lahir kembali. Artinya mendapat kehidupan baru, yaitu kehidupan ilahi. “Jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah “ ( Yoh 3:5 ).

- Kita menjadi anak Allah. Bukan anak menurut kodrat seperti Kristus, tetapi karena bergabung dengan Kristus. “ Lihatlah betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita. sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. “ ( 1 Yoh 3:1 ).

- Kita menjadi anggota Tubuh Kristus yaitu Gereja. Kristus adalah kepalanya dan kita semua anggota-anggota-Nya yang saling mengasihi.

IV. Pembaptisan anak, orang dewasa dan darurat:

1. Pembaptisan anak:
- dilakukan ketika anak masih kecil.
- Imannya dijamin oleh orang tua karena anak belum bisa memilih. Orang tua bertanggungjawab atas iman anak.

2. Pembaptisan orang dewasa. Dapat dilakukan secara bertahap:
- Pertama: tahap pelantikan katekumen. Kalau orang sudah merasa mantap untuk dibaptis.
- Kedua:tahap pemilihan para calon baptis. Kalau sudah mengalami pelajaran lengkap.
- Ketiga: Tahap menerima sakramen inisiasi: Baptis, Ekaristi dan Krisma.

3. Pembaptisan darurat; Dilakukan dalam keadaan darurat. (misalnya ketika seseorang sudah mau meninggal).
Bila tak ada pastor , siapa saja boleh menerimakannya. Cara membaptis darurat:
- Curahkan air biasa/tawar atas kepala orang yang mau dibaptis
- sambil berkata: “Aku membaptis engkau dalam nama Bapa, dan Putera,dan Roh Kudus. “

** Supaya diingat: Pembaptisan selalu dilihat dalam hubungan dengan iman dan dalam kesatuan dengan Gereja dan dengan Kristus. Maka akibatnya adalah: Pemurnian, pembenaran, pengudusan.
Pentekosta adalah peristiwa pembaptisan dengan Roh Kudus. Intinya bisa dilihat pada Kotbah Petrus sesudah Pentekosta: Bertobat, beri diri dibaptis, pengampunan dosa, menerima anugerah Roh Kudus.

V. Siapakah yang dapat membaptis ? : Biasanya Uskup, imam, dan diakon. Apabila dalam keadaan darurat, siapa saja bisa membaptis.

Note tambahan (dikutip dari Katekismus):
1257. perlunya pembaptisan :
- Yoh 3:5 pembatisan itu perlu untuk keselamatan.
- Gereja tidak mengenal sarana lain dari Pembaptisan , untuk menjamin langkah masuk ke dalam kebahagiaan abadi.

1258. Gereja meyakini bahwa orang-orang yang mengalami kematian karena iman, tanpa sebelumnya menerima Pembaptisan, telah dibaptisa untuk dan bersama Kristus oleh kematiannya.

1260. Setiap manusia yang tidak mengenal Injil Kristus dan Gereja-Nya, tetapi mencari kebenaran dan melakukan kehendak Allah sesuai dengan pemahamannya akan hal itu, dpat diselamatkan. Org dapat mengandaikan bahwa Orang2 semacam itu memang menginginkan Pembaptisan, seandainya mereka sadar akan peranannya demi keselamatan. “Sebab karena Kristus telah wafat bagi semua orang, dan panggilan terakhir manusia benar-benar hanya satu, yakni bersifat ilahi, kita harus berpegang teguh bahwa Roh Kudus embuka kemungkinan bagi semua orang, untuk bergabung dengan cara yang diketuahui oleh Allah dengan misteri Paska itu”

1261. Anak-anak yang mati tanpa Pembaptisan, hanya dapat dipercayakan Gereja kepada belas kasihan Allah, seperti yang ia lakukan dalam ritus penguburan mereka.
Belas kasihan Allah yang besar yang menghendaki, agar semua orang diselamatkan (1 Tim 2:4) ,
Cinta Yesus yang lemah lembut kepada anak-anak, yang mendorong-Nya utk mengatakan: “ Biarkan anak-anak datang kepadaKu, jangan menghalang-halangi mereka” (Mrk 10:14), membenarkan kita utk berharap bahwa utk anak2 yang mati tanpa Pembaptisan ada satu jalan keselamatan.

Pembaptisan sebagai meterai Rohani yang tidak terhapus:
1272. Orang yang dibaptis menjadi serupa dengan Kristus, karena melalui pembaptisan ia digabungkan bersama Kristus. Pembaptisan menandai warga Kristen dengan satu meterai rohani:
- tanda bahwa ia termasuk bilangan Kristus,
- tidak dapat dihapuskan oleh dosa manapun, meskipun dosa menghalang-halangi Pembaptisan utk menghasilkan buah keselamatan.
Karena Pembaptisan diterimakan satu kali utk selamanya, ia tidak dapat diulangi.

1273. Ketika org beriman digabungkan kepada gereja oleh Pembaptisan, mereka menerima meterai sacramental, yang
- menugaskan mereka utk menghormati Allah secara Kristen.
- menyanggupkan dan mewajibkan org Kristen agar melayani Allah dengan mengambil bagian secara aktif dlm liturgy Gereja yg kudus dan menjalankan imamat semua org Kristen melalui kesaksian hidup kudus dan cinta penuh semangat

1274. Meterai Tuhan, adalah material yang dengannya Roh Kudus memeteraikan kita “untuk hari penyelamatan” (Ef 4:30),
- Pembaptisan adalah meterai kehidupan abadi
- Orang beriman, yang mempertahankan “meterai” ini sampai akhir, artinya setia kepada tuntunan yang diberikan bersama Pembaptisannya, dapat mati “ditandai dengan meterai iman”, dalam iman Pembaptisannya, dalam harapan akan memandang Allah yang membahagiakan – penyempurnaan iman - dan dalam harapan akan kebangkitan.